Langsung ke konten utama

Perangkat Lunak Repository

Perangkat Lunak Repository

Repository perguruan tinggi kini menjadi platform penting untuk berbagi organisasi menghasilkan pengetahuan. Repositori perguruan tinggi adalah koleksi digital dari sebuah penelitian kelembagaan dan intelektual Output yang umumnya mengandung dalam bentuk artikel, tesis, disertasi, bab buku dan bentuk audio visual, dll. Untuk membangun Repository perguruan tinggi, berikut hal-hal yang harus diambil ke dalam pertimbangan:

Hardware: Server PC, Jaringan internet, dll 

Software: OS, software repository yang berbasis open source seperti Dspace, Eprints,  SLiMS, dll

Staf terlatih: Skilled Profesional yang dapat menangani instalasi repository perguruan tinggi, mengelola dan pengembangan. 

Isi: Theses, disertasi, laporan, bab buku dll 

Perpetual Lisensi: Penulis memberikan hak kepada institusi untuk melestarikan dan mendistribusikan mereka bekerja dalam repositori.

Ada sejumlah software repository yang telah digunakan oleh sebagaian besar perguruan tinggi di Indonesia adalah sebagai berikut: 

DSpace (Dura Space)

DSpace adalah perangkat lunak open source yang digunakan untuk pembuatan akses terbuka repositori institusional dan dikembangkan oleh HP Labs & MIT Perpustakaan pada November 2002.DSpace singkatan dari DuraSpace adalah perangkat lunak sesuai untuk keperluan akademis, organisasi non-profit maupun kepentingan organisasi komersial yang membangun repository.Sebuah aplikasi open source yang cukup lengkap dan memungkinkan untuk dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan lembaga, mampu mengkoordinir seluruh jenis konten digital termasuk teks, gambar, video, mpegs, dan data sets. DSpace digunakan untuk pengelolaan konten digital termasuk mengumpulkan, mengelola, mengindeks dan mendistribusikannya.DSpace dapat diperoleh secara gratis melalui dspace.org.program ini mudah diinstal dan digunakan serta dikustomisasi sesuai kebutuhan pengguna.


Eprints

Eprints adalah perangkat lunak opensource yang dikembangkan oleh School of Electronics and Computer Science, University of Southampton, England United Kingdom.Versi pertama dari Eprints ini direlease ke publik pada tahun 2000.Eprints sudah terintegrasi dengan metadata, advanced search untuk penelusuran informasi lanjut, dan fitur-fitur lainnya. Eprints merupakan perangkat lunak perpustakaan digital berbasis open source yang dapat dimodifkasi dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Eprints merupakan aplikasi yang berbasis perl dan dapat berjalan di system operasi windows maupun linux. Proses instalasi Eprints membutuhkan software pendukung yang disebut LAMP (Linux, Apache, MySql dan PHP) untuk membuat webhosting dan PHPMYADMIN, software bebas untuk menangani administrasi basisdata MySql sehingga dapa diakses melalui web browser.


SLiMS (Senayan Library Management System)

SLiMS adalah perangkat lunak sistem manajemen perpustakaan (library management system) sumber terbuka yang dilisensikan di bawah GPL v3. Aplikasi web yang dikembangkan oleh tim dari Pusat Informasi dan Humas Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia ini dibangun dengan menggunakan PHP, basis data MySQL dan pengontrol versi Git. Pada tahun 2009, Senayan memenangi INAICTA 2009 untuk kategori open source (Kemdikbud).

SLiMS dapat digunakan disemua perpustakaan baik yang menengah ke atas atau menengah ke bawah. SLiMS mempunyai banyak menu khusus yang dapat mendukung jalannya kegiatan automasi perpustakaan.Menu-menu khusus yang tersedia di aplikasi Senayan Arie Nugraha yang juga bagaian dari tim pengembang SLiMS menuturkan bahwa terdapat sebelas menu khusus dalam aplikasi SLiMS, di antaranya adalah Beranda merupakan tampilan awal yang muncul ketika pertama kali membuka aplikasi SLiMS antara lain, Katalog Online yang digunakan untuk pemustaka melakukan pencarian bahan pustaka yang ada di perpustakaan, Menu Bibliografi dimana pustakawan dapat mengolah data-data semua bahan pustaka yang ada di perpustakaan dalam menu ini, Sirkulasi ialah menu yang menjadikan perpustakaan dapat melakukan sistem web perpustakaan atau perpustakaan online dan melakukan kegiatan sirkulasi di dalamnya, Area member membantu perpustakaan dapat mengolah data pemustaka dalam menu ini seperti biodata dan bahan pustaka yang tengah dipinjam pemustaka, File master merupakan tempat besar yang dapat digunakan pemustaka untuk menyimpan segala hal yang berkaitan dengan data-data yang termuat dalam seluruh bahan pustaka yang telah diolah di menu bibliografi, Inventarisasi dapat dimanfaatkan oleh pustakawan sebagai sistem pengolah terbitan berseri, Sistem digunakan sebagai pengaturan desain aplikasi SLiMS, Menu Laporan dapat memantau setiap kegiatan yang memanfaatkan SLiMS, Tentang terbitan berseri dapat mengendalikan seluruh terbitan berseri beserta bahan pustaka di perpustakaan, dan Presensi anggota dapat digunakan untuk absensi pemustaka ketika mereka pertama kali masuk di perpustakaan.


Dalam perkembangannya, teknologi perangkat lunak berbasis open source juga menawarkan berbagai pilihan perangkat lunak untuk menunjang kegiatan publikasi hasil penelitian pada institusi perguruan tinggi yaitu perangkat lunak repository institusi. Repository institusi merupakan system manajemen asset digital yang berfungsi untuk menghimpun, menyimpan, melestarikan dan mempublikasikan atau menyebarluaskan karya ilmiah hasil penelitian sivitas akademika suatu perguruan tinggi 

Peran penting keberadaan perangkat lunak repository institusi berbasis open source ini dapat dirasakan manfaatnya oleh institusi perguruan tinggi sebagai penggunanya, mulai manfaat nilai ekonomis hingga manfaat untuk peningkatan nilai kredibilitas suatu perguruan tinggi. Manfaat nilai ekonomisnya adalah perguruan tinggi pengguna perangkat lunak repository tidak perlu mengeluarkan biaya untuk lisensi atas pernggunaan perangkat lunak tersebut, sehingga perguruan tinggi dapat menghemat anggaran dan dapat di alokasikan untuk keperluan operasional pendidikan lainnya. Kemudian manfaat untuk peningkatan nilai kredibilitas adalah penggunaan perangkat lunak repository dap penyeberluasan karya ilmiah sivitas akademika perguruan tinggi sehingga dapat meningkatkan kuantitas hasil penelitian dan berdampak pada peningkatan kredibilitas dan akdreditasi suatu perguruan tinggi. Hingga saat ini terdapat banyak pilihan repository institusi berbasis open source yang telah dimanfaatkan dan digunakan oleh perguruan tinggi di Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sistem Layanan Perpustakaan

Sistem Layanan Perpustakaan Secara umum sistem layanan perpustakaan ada dua macam, yaitu system layanan terbuka ( open acces)  dan sistem layanan tertutup ( closed acces) . Kedua sistem layanan ini memiliki keuntungan dan kelemahannya masing-masing, yang akan kita bahas pada uraian berikut: Sistem Layanan Terbuka ( Open Acces ) Sistem layanan terbuka adalah sistem yang memberikan kebebasan kepada pengunjung untuk memasuki ruangan koleksi perpustakaan, melihat-lihat, membuka-buka, dan mengambil sendiri koleksi yang dibutuhkannya. Sistem layanan terbuka merupakan cara yang dapat membantu pengguna perpustakaan untuk mecari informasi yang dibutuhkan secara langsung ke rak. Pada perpustakaan perguruan tinggi yang melayanai civitas akademika dan koleksi yang banyak biasanaya menggunakan sistem layanan terbuka. Keuntungan menggunakan sistem layanan terbuka, antara lain: Pengunjung dapat melakukan browsing (melihat-lihat koleksi sehinggan mendapatkan pengetahuan yang

Tokoh Pustakawan

Blasius Sudarsono Blasius Sudarsono, tumbuh di lingkungan pendidik karena orang tuanya adalah guru SD. Beliau lahir di Solo, 2 Februari 1948. Pak Dar kecil sering mengutak-atik barang elektronik. Tak heran ia terobsesi menjadi seorang ilmuwan. Pak Dar kuliah di jurusan fisika murni UGM hingga tingkat sarjana muda (1979) dan mendapat gelar Master of Library Studies dari University of Hawaii, USA (1979). Mengawali karirnya sebagai pustakawan di Pusat Perpustakaan, PDIN (1973) dengan klasifikasi tugas dan analisis subjek, hingga menjadi Kepala PDII-LIPI (1990-2001).  Blasius Sudarsono, atau Pak Dar (panggilan akrabnya), bukanlah sosok asing dalam dunia kepustakawanan Indonesia. Sebagai seorang Pustakawan Utama LIPI yang telah bekerja hampir 40 tahun, beliau adalah sosok sepuh yang diteladani, digugu dan ditiru. Blasius Sudarsono adalah sang pemerhati kepustakawanan, yang tidak pernah mengenal lelah dalam memikirkan kemajuan bidang perpustakaan. Aktif menulis buku, aktif dalam pertemuan-pe